Peluang Warga RI Kerja di Jepang Terbuka Lebar pada 2025
Jakarta – Pemerintah Jepang menargetkan kuota pekerja asing sebanyak 800 ribu orang pada tahun 2025. Bagi Indonesia, ini menjadi kesempatan emas untuk meningkatkan jumlah pekerja migran yang selama ini masih jauh tertinggal dibanding negara tetangga.
Peluang Besar untuk Tenaga Kerja Indonesia
CEO Indonesia Business Council (IBC) Sofyan Djalil mengungkapkan bahwa persentase tenaga kerja migran Indonesia di Jepang masih sangat kecil. Pada 2020, hanya sekitar 12% pekerja migran yang berasal dari Indonesia, sementara Vietnam mencapai 95%.
“Ada kesenjangan yang sangat besar antara Indonesia dan Vietnam. Potensi kita seharusnya jauh lebih besar, tinggal bagaimana menjembatani kesenjangan ini,” ujar Sofyan dalam acara Strengthening Workforce Diplomacy: Indonesia’s Strategic SSW Expansion to Japan di Jakarta.
Program SSW dan Target Baru
Untuk memangkas kesenjangan tersebut, IBC bersama Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia dan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) bekerja sama mengoptimalkan pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Jepang.
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding, menyebut bahwa Jepang tahun ini membutuhkan 630 ribu tenaga kerja asing. Pada 2025, Indonesia menargetkan peningkatan pekerja migran hingga 20% melalui program Specified Skilled Worker (SSW).
Empat Pokok Kerja Sama
- Pembangunan sekolah pelatihan dan vokasi
- Program sertifikasi keterampilan
- Peningkatan tata kelola pengiriman tenaga kerja
- Pembiayaan pelatihan bahasa dan keterampilan
Karding menegaskan pentingnya perlindungan pekerja, penempatan yang tepat, serta keterampilan yang mumpuni. “Kita ingin pekerja migran kita betul-betul terlatih, memiliki kemampuan yang dibutuhkan, dan mendapatkan perlindungan yang layak,” tutupnya.
