Israel Bombardir Gaza Saat Gencatan Senjata, Trump Beri Respons Tegas
Israel bombardir Gaza saat gencatan senjata kembali memanas setelah serangan udara di Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 26 warga. Serangan tersebut dilakukan Israel setelah menuduh Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata yang berlaku selama tiga pekan terakhir.
Serangan Israel Menyasar Beberapa Lokasi
Otoritas kesehatan Gaza menyebut serangan yang melibatkan jet tempur Israel pada Selasa (28/10) menimbulkan korban jiwa di sejumlah wilayah. Israel menegaskan tindakannya merupakan balasan atas serangan terhadap tentara mereka.
“Sejauh yang saya pahami, mereka menembak seorang tentara Israel,” kata Presiden AS Donald Trump saat ditanya terkait serangan itu di pesawat Air Force One, Rabu (29/10). “Israel menyerang balik dan mereka seharusnya menyerang balik.”
Trump Tegaskan Gencatan Senjata Tetap Berlaku
Meskipun situasi kembali panas, Trump menyebut gencatan senjata tetap aman. Ia meminta Hamas mematuhi kesepakatan agar kondisi tidak semakin memburuk.
“Tidak ada yang akan membahayakan gencatan senjata Gaza. Hamas harus berperilaku baik,” tegas Trump. “Jika mereka tidak baik, mereka akan diakhiri.”
Respons dari Wakil Presiden AS
Wakil Presiden AS JD Vance menegaskan bahwa gencatan senjata tidak serta-merta batal hanya karena adanya balasan serangan dari Israel.
“Akan ada pertempuran kecil di sana sini, tetapi perdamaian akan tetap bertahan,” ujarnya.
Netanyahu Perintahkan Serangan Balasan
Serangan terbaru terjadi atas perintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menuduh Hamas melanggar perjanjian dengan menyerang pasukan Israel di wilayah Gaza yang mereka duduki.
Namun, Hamas membantah tuduhan itu. Mereka menyatakan tetap berkomitmen menjaga kesepakatan gencatan senjata yang berlaku.
Situasi Gaza Masih Tidak Stabil
Meski gencatan senjata masih resmi diberlakukan, serangan yang terus terjadi menunjukkan kondisi di Gaza masih rentan pecahnya konflik besar. Masyarakat internasional terus mendorong kedua pihak menahan diri untuk mencegah bertambahnya korban sipil.
Sementara itu, warga Gaza tetap berada dalam kondisi ketakutan dan ketidakpastian akan keberlanjutan perdamaian yang rapuh.